Rabu, 21 November 2012

Pentingnya pengenalan Komputer pada Anak Usia Dini



Kemanjuan teknologi dan informasi di saat sekarang ini sangatlah pesat dan canggih. Kecanggihan teknologi sekarang ini tak lain hanya untuk memudahkan segala pekerjaan manusia. Mau tak mau kita juga ikut menikmati kecanggihan teknologi demi mengikuti perkembangan zaman. Teknologi dan informasi yang dikembangkan manusia saat ini sangat Variatif dan easy to use untuk semua umur. Tak terkecuali anak-anak.

ANALISIS ARTIKEL

Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini

Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.
Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!
Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.


Salam
Timothy Wibowo


Analisis :
Penulis artikel : Timothy Wibowo
Link sumber : http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/

Artikel di atas sangat menarik, walaupun hanya diulas secara singkat cara membangun karakter anak sejak dini. Penulis mendobrak paradigma bahwa orang yang sukses aadalah mereka yang selalu mendapatkan peringkat disekolahnya, dimana rata-rata anak yang biasa saja banyak yang sukses saat dewasa. Artikel ini dapat sangat membantu orangtua atau guru dalma menumbuhkan pendidikan karakter pada anak nya, terutama anak usia dini.

Selasa, 20 November 2012

TUGAS 1


TUGAS
MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
KLASIFKASI  DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
(MEDIA AUDIO DAN MEDIA VISUAL)




KLASIFIKASI DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Media Audio

a.                  Pengertian media audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnyauntuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
Dari sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus dengan cara memanfaatkan media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila Anda akan
menggunakan media audio untuk anak usia dini yaitu:

a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki
kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kita mengetahui bahwa anak usia dini
masih berpikir konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak usia dini
perlu dilakukan berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.

b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media
lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk anak usia dini
dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.

c. Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang yang
dicapai anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual.
Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa,
dan susunan kalimat.

b.                  Fungsi media audio
·         Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan.
·         Untuk  melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa : Pemusatan perhatian dan mempertahankan  perhatian, Mengikuti pengarahan, Melatih daya analisis, Menentukan arti dan konteks, Memilah informasi dan gagasan, Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
·         Sebagai alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.

c.                   Karakteristik media audio
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:
ü Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas)
ü Pesan /program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya
ü  Dapat mengatasi masalah kekurangan guru
ü  Sifat komunikasinya hanya satu arah
ü  Sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).

d.                  Dampak media audio bagi aspek perkembangan anak usia dini
Strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio sejauh ini dapat mengembangkan bahasa verbal dan motorik halus anak karena instruksi audio interaktif adalah sebuah metode pendidikan melalui audio yang secara aktif melibatkan anak yang didesain secara hati-hati dan direkam pada kaset, CD, dam MP3 player.

Media Visual

a.                   Pengertian media visual
Media visual adalah media yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar atau secara visual sehingga tidak terdapat suara. media visual ada berbagai jenisnya meliputi modul, poster, buku, gambar, grafik dan lain sebagainya.
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini nampaknya
yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang dipelajari. Media visual
terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat
diproyeksikan (non-projected visual).Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan nampakpada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motion
pictures). Alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan membutuhkan ruangan
tertentu yang cukup memadai.

Jenis-jenis alat proyeksi yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan
pendidikan untuk anak usia dini antaranya: OHP (overhead projection) dan slaid suara
(soundslide). Pada lembaga PAUD yang ada di daerah perkotaan yang memiliki
kemampuan untuk mengadakan alat proyeksi ini tentu sangat menguntungkan sebab
pembelajaran bisa ditata lebih menarik perhatian dibandingkan dengan media yang tidak
diproyeksikan. Namun pada umumnya lembaga PAUD di daerah-daerah tertentu,
terutama di pedesaan, belum memungkinkan untuk mengadakan media proyeksi ini sebab
masih dianggap sangat mahal harganya. Di samping itu diperlukan juga kemampuan kemampuan khusus yang memadai dari para guru untuk menggunakan dan memelihara alat proyeksi tersebut.
Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati, media
grafis, media model, dan media realia. Coba Anda perhatikan beberapa karakteristik dari
masing-masing media tersebut di bawah ini.

a. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara
fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat,
atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar
diam ini ada yang sifatnya tunggal ada juga yang berseri yaitu berupa sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gambar diam ini, diantaranya:
(1) media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit,
(2) banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dsb.
(3) mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain,
(4) tidak mahal, bahkan
mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya,
(5) dapat digunakan pada setiap tahap kegiatan pendidikan dan semua tema. Ada beberapa kelemahan dari media ini yaitu terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar. Gambar diam juga merupakan media dua dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak.

b. Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang
secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan. Unsur-unsur yang
terdapat dalam media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan
untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta
bentuk simbol (lambang). Bila Anda akan menggunakan media grafis ini Anda harus
memahami dan mengerti arti simbol-simbolnya, sehingga media ini akan lebih efektif
untuk menyajikan isi tema kepada anak. Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat
menarik perhatian, murah dan mudah disimpan dan dibawa. Jenis-jenis media grafis
ini diantaranya: grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik.

c. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini, media ini merupakan tiruan dari beberapa objek
nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu
kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu
rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenis
media model diantaranya: model padat (solid model), model penampang (cutaway
model), model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan
diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama,
mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.

d. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada anak. Realia ini
merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang, tumbuhan,
binatang, dsb.
b.                  Manfaat media visual
·                     membantu mengoptimalkan para tipe pembelajar bergaya visual, sehingga media visual itu sangat berpotensi dan mempunyai banyak manfaat dalam mewujudkan gambaran abstrak menjadi gambaran nyata.
·                     menyalurkan pesan dari sumber kepenerima, sedangkan saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan melalui lambang, symbol-simbol komunikasi visual. Seperti poster dan papan flannel atau flannel board.

c.                   klasifikasi media visual
·                     Visual diam yang diproyeksikan: proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, film strips.
·                     Visual tak diproyeksi: gambar, poster, foto, charst, grafik, diagram, pameran, papan info,papan-buku
·                     Visual dinamis yang diproyeksikan: film, televise, video.












SUMBER















Selasa, 13 November 2012

Sastra Alam


Singgalang (Ragu)

Malam memakan sisa hujan tadi dalam perut gelapnya.Namun dingin masih saja setia menemaniya. Tak ada tanda suara manusia yang terjaga di tengah malam ini, semua terlelap di pelukan selimut hangat.. Kopi ku sudah hampir kandas, masih sedikit tersisa panasnya ditelapak tangan kala ku tegak tetes terakhirnya. Tertinggal jelaga yang pasrah di campakkan begitu saja.

“Aku tak suka menunggu dingin kopiku”

Merebahkan diri sejenak di pembaringan, terasa punggungku kaku. Penat. Entah apa yang membuatnya sedemikian, seharian tak ada yang kuperbuat. Kuliahku libur. Cucian tetap manumpuk di ember, baju yang belum disetrika masih berjubel di rak lemariku. Tak berguna sekali hidupku seharian ini, hanya tidur dan makan, serta memikirkan sesuatu yang benar menyita otakku.
Kuraih bungkus rokok yang terselip di pinggir dipanku.Teman sekamarku telah lama terlelap. Kusulut rokokku perlahan, kunikmati tiap hisapan nikotin laknat ini. Tak ada yang tau aku merokok, termasuk teman sekamarku dan terlebih pacarku. Terkadang rokok jadi kebutuhan penting saat seperti ini, kata anak muda jaman sekarang, saat “Galau”. Kulirik jam di handphone ku, pukul 00:57. Tawaran mas Andi petang lalu menyita seluruh waktuku untuk memikirkanya.  Setengah mati aku tertarik dengan cerita pengalamanya saat itu. Sangat tertarik dan ingin sekali ikut dengan nya lusa. Telah terbayang dibenakku perjalanan dingin yang mengasyikan, meskipun aku alergi dingin , tapi ingin sekali rasanya merasakan sensasinya. Berjalan di jalur licin, menangkap angin dan berburu edelweiss, Ya, terfikir olehku untuk memberikan kado bunga itu pada ultah ibuku seminggu lagi. Senang rasanya, sudah terbayang segala keindahan itu. Namun, ragu menyergapku dengan taringnya saat terbayang keganasan medan terjal menuju puncak, hawa dingin yang akan membombardir seluruh tubuhkau dengan rasa gatal yang tak tertahan.Apa aku siap?, apa sesak nafasku tak akan kambuh?, yang terpenting adalah mungkinkah ibuku mengizinkan setelah kejadian 3 tahun lalu yang meninmpa kakak lelakiku.?, segala pertanyaan berjubel di otakku. Pusing. Sambil terus ku hisap batang tembakau ini kurasakan sedikit sesak di dadaku, kubiarkan saja. Menikmati rasa sakit adalah kenikmatan tersendiri untuk sekedar mengingat kematian.

Ibu, kalau ku ingat wajah ibu, semua angan yang tergambar jelas serasa terbakar hangus begitu saja. Tak mungkin aku pergi, Ibuku pasti shock dan aku tak mau jadi malin kundang versi wanita apabila terus mengedepankan egoku. Tapi, di lain sisi, aku ingin sekali membuktikan bahwa aku akan baik saja, lagi-lagi egoku yang maju. Ingin sekali, sangat amat ingin bermanja bersama dedaunan hutan, berbicara pada angin gunung dan di belai hangatnya mentari pagi.
 Kakakku?, terlintas di benakku kejadian 3 tahun yang lalu saat aku masih sibuk dengan tahun pertamaku masuk kuliah. Dikala sibuknya aku beradaptasi dengan dunia baruku haruslah dihantam dengan kesedihan yang tak terkira. Kenyataan terpahit bahwasanya kakak laki-laki satu-satunya yang kupunya harus meninggalkan kami untuk selamanya. Kelalainya akan penyakit yang dideritanya saat dia belajar berkenalan dengan alam.Dia lalai manakala penyakit yang dianggap remeh ini menyeretnya dalam kematian. Penyakit yang sama dengan yang ku derita saat ini. 

Dua batang rokok yang asapnya sedari tadi memenuhi batang tenggorokanku telah tinggal abunya saja. Pikiranku menerawang atas segala kemungkinan yang akan terjadi. Bingung. Gamang. Kulirik gelas bekas kopiku tadi, terfikir untuk menambah porsi kopiku malam ini. Bisa tak tidur sampai subuh dibuatnya, kutepiskan segera. Aku butuh keputusan final malam ini, kalau tidak, ini akan menyita seluruh waktuku. Aku benci itu.
Lalu?,
Suara cicak didinding kamarku membuyarkan lamunanku. Kuraih handphoneku, kubuka foto ibuku. Tak mungkin aku menyakiti beliau. Tidak akan. Betapa bodohnya aku bila masih mempertahankan egoku.


Padang, April 2012